Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Teknik dan Style Hip Hop

TEKNIK

Teknik merupakan cara-cara dasar yang dapat dipelajari untuk ber-revolusi melalui HipHop,hal ini mencakup semua elemen HipHop seperti, "spin" dalam breakdance, "scratch" mas DJ, "softie" writerz graffiti, atau twisting seorang MC. Teknik-teknik tersebut dapat/sebisa mungkin terus digali, dilatih, dikembangkan, atau bisa ditanyakan pada HipHopmania yang sudah berpengalaman di area anda. Bahkan teknik-teknik ini dapat ditemukan di album HipHop manapun, dari Hit em up-2Pac sampai tu, wa, ga, pat.



Semua orang dalam "dunia" HipHop dan musik, dari Tone Loc sampai Project Pop, berangkat dari proses psikologi imitasi, dimana hadir "idol" yang diklaim mewakili ekspresi diri. Begitu juga dengan tradisi HipHopmania di Indonesia, dimana proses imitasi dapat dilihat dari baggy pants ala MC Hammer, ber-adidas superstar blue strip RUN DMC, backwardz style KrisKross, HipHop aristo Fresh Prince (Will Smith), baggy blue jeans+WHITE shirt Eminem, rambut kuning?... mungkin hanya Versace Master P saja yang TIDAK MAMPU diikuti. Dan bukan dari fashionnngg saja, perilaku pun menjadi komoditi yang laku ditiru, atau mungkin hanya dipakai sebagai sang juru selamat dan pembius rasa dosa, seperti daun jamu Cypress Hill, atau tawuran gangsta-nya 2Pac.

Tentu setiap generasi memiliki ciri imitasi tersendiri, misal, generasi akhir 80s dengan imbas ol' skool dan rapcore-nya, gen-early 90s dengan rasialisme dan sweet pop-rap-nya, gen-mid 90s dengan eastcoast wu dan westcoast G-Funk -nya, terakhir ... angkatan millenium yang dilanda flu bingung antara rap atau rock dan raprock itu sendiri, lalu menemukan tempat yang nyaman untuk bercikal di HipMetal, atau belaga funky di R n B seperti boys band MTV, dimana diantara 2 ujung tersebut HipHop berada di garis khatulistiwa dan menjadi pilihan alternatif ketiga.

Anomali yang terjadi adalah ketika generasi-generasi imitasi kini mulai menonjolkan diri dan masuk dalam kompetisi jati diri untuk mencari produk imitasi siapa yang paling hebat(?). Ilustrasi logika, generasi "doeloe" yang penuh dengan lirik menghujat dan protes keras pasti akan melihat generasi millenium hanya sekumpulan lenong bocah yang mencoba nge-rap dengan iringan orkes rock membawakan lirik patah hati/putus cinta, atau lebon-lebon funky yang coba ber-RnB dengan lagu bertema jenaka atau setidak-tidaknya mesra. Sementara, generasi yang baru muncul akan berpendapat bahwa generasi 80s hanya gelondongan besi tua yang sebentar lagi cari kerja yang layak seperti kakak-kakak generasi millenium yang menjadi pegawai dan tampak sibuk tanpa mengerti sedikit pun akan arti hidup.

Padahal, generasi-generasi tersebut -in ma' opinion- seharusnya berhubungan erat, atau paling tidak berkomunikasi secara layak agar tercipta proses re-generasi dan re-imitasi "lokal" sehingga akan terjadi fase akulturasi yang membuat HipHopindo-nesia sarat dengan nilai-nilai "asli" yang lebih merakyat dan mempunyai warna khas yang kuat. Keadaan saat ini membuat terhentinya proses re-imitasi setempat, sehingga banyak pemuda ber-"jerawat" lebih banyak mendongak dan menyerap kembali ke barat, atau langsung melahap dan berkutat di depan TV, memindahkan channel ke MTv, walau patut disanjung dari segi kreatifiti.

Masalah-masalah yang terjadi pada proses imitasi sengaja diungkap sebab hal-hal tersebut membuat banyak HipHopmania terhanyut dan berlarut-larut di dalamnya sampai waktu terus berlanjut dan kita lupa akan kewajiban pertama yang kita sebut.

Lebih jauh mengenal kanal TEKNIK, kita akan bertemu dengan sejarah HipHop atau ROOTs, baik lokal maupun nun jauh di Amrik sono. Mengapa kita harus repot-repot dengan sejarah? well, cucu yang baik pasti mengenal darimana asal-usul mbah-nya (hahaha..), juga refleksi diri sehingga titik koordinat penempatan level dalam strata HipHop dapat diketahui dengan tepat. Pengetahuan tentang "pole position" ini penting untuk start, agar dapat melirik berapa dan mobil balap siapa yang harus disalip.

Selain ROOTs, blablabla yang lain dan penting dalam TEKNIK adalah indikator, jenis-jenis style, metoda dan pelbagai jawaban dari rumus 5W 1H. Sedangkan dalam realiti di sini, masih banyak HipHopmania yang bingung, bersikeras, berdebat tentang definisi HipHop yang jelas-jelas sudah tercantum di banyak album.

Akhir bagian ini ditutup dengan semangat persuasif untuk mengamalkan Sila ke-3 Pancasila dan saling bantu memahami sub-bab teknik, walau pada akhirnya hasilnya hanya dapat berfungsi untuk diri sendiri.

Catatan di Kaki: pendalaman teknik tak akan berhenti, berjalan seiring pemantapan style, revolusi diri.

STYLe

Style adalah komposisi berjuta-juta teknik yang sedekat mungkin menggambarkan diri kita sendiri. Inilah revolusi diri yang didongengkan Jazzmates, Scott La Rock, LL, ... dan Homicide dengan jaket belel. Revolusi diri ini merupakan program dan alasan mengapa saya memilih HipHop, menyukai Nyong DK ketimbang Cikitha Meidy, 7 Kurcaci atau Kris Dayanti.

Ada unsur pembelajaran yang lebih dari sekedar hiburan ditawarkan dalam 1 paket secara bersamaan. Sungguh HipHop menakjubkan, bukan? Apalagi generasi 1 dekade terakhir di Indonesia ibarat Spiderman-air, hanya mengambang di atas permukaan air, terlalu ringan untuk tenggelam dan pada umumnya tidak terlalu terganggu ancaman. Kurang ada semacam semangat perjuangan dan tekanan "alam" seperti yang dialami Black American sampai sekarang, sehingga mereka harus melawan keras, tak ada waktu untuk duduk malas di kelas.

Proses, proses, proses revolusi diri melalui HipHop ini yang sebenarnya merupakan esensi, sehingga kamu bisa berkata, "Dis is Me!" tanpa pergi ke tukang ramal atau membaca horoskop di majalah Femina atau Kartini.

Style adalah gayamu, style adalah kamu -mohon dibedakan antara hiphopku, hiphopmu- , bermacam-macam teknik yang diramu menjadi satu yang dirasakan menyatu dengan jiwa dan kalbu. BUKAN MENIRU! Bukan seperti yang hadir di Indonesia saat ini, dimana parameter antara bagus atau butut disamakan dengan parameter yang berlaku saat menonton T-Five atau Brown-su di NYC, Fame, atau lain-lain tempat mabuk. Sehingga hukum asasi HipHop menjadi campur baur dan ngawur, dimana DJ yang "good" adalah YANG SEPERTI X-ecutioners, dan para MC berlomba-lomba ber-skill SEPERTI Rza atau Method Man, nge-flow SEPERTI Snoop Dogg atau Warren G, kasar SEPERTI DMX atau Public Enemy, ribut SEPERTI kentut (hahaha..).

Jika keadaan demikian terus continued, maka proses yang berlanjut hanyalah HipHop sebagai hiburan rakyat seperti dangdut, bukan lagi revolusi dan penunjukan diri, tapi bagaimana sebisa mungkin meniru sosok yang digandrungi, HipHop prostitusi demi sensasi, decak kagum, tepuk tangan dan lembaran uang barangkali. Lalu, apa yang didapat dari HipHop itu sendiri? tanpa definisi,tanpa esensi, tanpa revolusi, hanya fotokopi.

STYLe ditemukan bukan melalui start - Find - File(s)/Folder(s), STYLe merupakan proses metamorfosa, dari beragam teknik mentah, diolah, berubah, menyatu dalam jiwa sampai menjadi "kupu-kupu" yang indah. Hiphopku, hiphopmu? puahhh!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar